Wednesday, October 7, 2009

Sumateran Orangutan in Serious Threat

This is our press release, it's in Indonesian, please use Google Translate :


Orangutan Sumatera Dalam Ancaman Serius

     Populasi orangutan sumatera (Pongo abelii) di Jambi dalam ancaman serius seiring rencana pembukaan hutan tanaman industri seluas lebih dari 30.000 hektar di areal eks hutan produksi PT Dalek Hutani Esa, di Dusun Semarantihan, Desa Suo-suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi. Lokasi ini sangat dekat dengan Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera yang telah merehabilitasi 20-an ekor orangutan per tahunnya.
     Pimpinan Program Frankfurt Zoological Society (FZS) Peter Pratje, Minggu(23/8), menyatakan pembukaan HTI secara langsung akan menghilangkan seluruh potensi sumber daya alam yang ada. Langkah untuk melestarikan kembali populasi orangutan sumatera yang terus berkembang dalam delapan tahun ini juga akan sia-sia.
     “Selama ini kami telah melepasliarkan 108 orangutan di areal pelepasan seluas 200 hektar pada pinggiran Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT). Namun, karena daerah di TNBT curam maka orangutan ini lebih memilih untuk tinggal di areal eks-hutan produksi,” ujar Peter. Hutan produksi juga memiliki banyak tanaman buah-buahan yang menjadi sumber makanan utama orangutan sumatera. Tanaman buah ini kemungkinan sengaja tidak ditebang karena pengelola hutan produksi hanya mengambil jenis pohon-pohon keras.
     FZS juga memantau setidaknya ada tiga ekor bayi orangutan yang dilahirkan oleh induk yang telah dilepasliarkan. Ini menandakan hutan produksi tersebut merupakan lokasi yang cocok bagi primata endemik sumatera ini. Orangutan juga termasuk dalam hewan yang mempunyai kemampuan reproduksi rendah. Orangutan betina hanya mampu melahirkan tiga ekor anak selama masa hidupnya.
     Peter menegaskan pembukaan HTI tidak hanya mengancam keberadaan orangutan sumatera tetapi juga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) secara langsung. Ini dikarenakan karena perambahan, pemanfaatan kayu, serta sumber makanan bagi satwa liar banyak berada di areal hutan produksi. Komunitas suku terasing seperti warga Talang Mamak dan Suku Anak Dalam juga akan pindah ke TNBT  bila hutan produksi ini dialihfungsikan menjadi HTI.
     Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera Julius Paolo Siregar menyatakan orangutan sumatera termasuk dalam kategori satwa yang terancam punah. Diperkirakan jumlah orangutan sumatera saat ini antara 6.000-7.000 ekor saja.
     “Dibandingkan dengan orangutan kalimantan, orangutan sumatera lebih rentan hidupnya. Bukan saja jumlahnya yang sedikit tetapi luas wilayah habitatnya juga sangat sedikit,” ujar Julius.
     Rencananya FZS akan kembali melepasliarkan sekitar 10 orangutan di pada bulan Oktober ini. Pada bulan ini hingga Januari diperkirakan sumber makanan dalam hutan sudah cukup seiring masa musim buah.



****

Kontak Personal :
Public Relation Officer FZS
L Andreas Sarwono (0813-285-70870)

No comments:

Visitor Maps

Followers

MY Profile

Jambi, Jambi, Indonesia
Newbie in GIS and Remote Sensing World, want to share the new developments with the others

Traffic